kamunaku.com: Parenting
Showing posts with label Parenting. Show all posts
Showing posts with label Parenting. Show all posts

Konferensi Ayah Bunda Morinaga Platinum

Friday, October 6, 2017

Gut-Brain Axis : Pencernaan Sehat Awal Si Kecil Cerdas

Saturday, April 5, 2014
Pernah ngga mengalami anak susah makan? Saat suapan pertama sih lancar-lancar aja. Anak mau membuka mulutnya. Suapan ke lima mulai agak susah nih. Anak mulai lari sana, lari sini. Dan disuapan ke sepuluh dia menolak makanannya... dan kita pun melancarkan aksi memaksa bahkan dengan mata melotot.
Hal itu sering banget aku alami jika sedang menyuapi Gibe. Senyuman saat berhasil memasukkan sendok makanan akan berubah dengan mata melotot saat ia menolak suapan berikutnya. Menjengkelkan, iya. Tapi mau bagaimana lagi, Gibe kan harus makan. 

Tetapi ternyata, hal tersebut tidak boleh kita lakukan. Mata melotot atau tindakan tekanan lainnya malah akan membuat anak mengalami stres, yang dapat mempengaruhi fungsi saluran cerna. Malah lebih jauh lagi bisa mengganggu otaknya. Waduuh...
"Anak membutuhkan suasana yang menyenangkan saat makan. Jika kegiatan makan dilakukan dalam kondisi penuh tekanan, anak dapat menjadi stres dan hal ini mempengaruhi pola makan dan mengganggu fungsi pencernaannya," jelas Rini Hildayani M.Si. Psychologist, dalam acara peluncuran modul pendidikan Happy Tummy Council versi kedua, Kamis 3 April 2014. Happy Tummy Council adalah sebuah Dewan yang terdiri dari lima pakar kesehatan yang memiliki misi meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya saluran cerna bagi tumbuh kembang anak.


Hampir semua orang tua mengetahui bahwa usia 0-6 tahun merupakan masa keemasan bagi perkembangan otak seorang anak. Pemahaman orang tua akan golden moment tersebut sangat menentukan keberhasilan tumbuh kembang jangka panjang seorang anak. Tetapi, mengoptimalkan pertumbuhan otak anak dapat dimulai dengan menjaga saluran cerna, sudah banyakkah yang tau? Hhhmmm, aku juga baru tau nih...

Dengan bertajuk Gut-Brain Axiz : Pencernaan Sehat Awal Si Kecil Cerdas, bersama dengan PT. Nestle Indonesia dan  para pakar kesehatan dari Happy Tummy Council, yaitu Dr. Saptawati Bardosono, dr., M.Sc., Rini  Hildayani, M.Si.Psychologist, dan Dr. Ahmad Suryawan, dr. Sp.A(K) berbagi ilmu mengenai pentingnya saluran cerna bagi tumbuh kembang yang optimal. 

Mengapa saluran cerna yang baik itu penting?

Peran Gizi dalam kesehatan saluran cerna
Salah satu cara terbaik untuk menjaga fungsi otak dan syaraf adalah memberikan kedua organ tersebut zat gizi yang esensial. Kebiasaan makan yang tidak baik, ditambah dengan penyerapan makanan yang tidak optimal dapat berperan pada masalah kognitif. Pentingnya asupan gizi yang baik sejak kecil, bahkan sejak masa masa kehamilan akan berpengaruh pada anak di masa datang. Maka itulah penting pemberian ASI. "Selain merupakan makanan terbaik bagi bayi usia 0-6  bulan, ASI secara alami mengandung komponen untuk mendukung daya tahan tubuh seperti antibody, sel imun, serta probiotik seperti Lactobacillus reuteri untuk mendukung kesehatan saluran cerna," demikian penuturan Dr. Tati, selaku pembicara pertama.


Saluran cerna dari aspek psikologis
Setelah memilih asupan gizi yang baik untuk anak (nutrisi), langkah selanjutnya untuk mendukung saluran cerna yang sehat adalah bagaimana perlakuan orangtua terhadap anak (stimulasi).
Anak di usia dua tahun pertama memiliki periode sensitif perkembangan attachment. Dimana anak membutuhkan ikatan emosional yang bertahan, yang ditandai oleh kecenderung mencari dan memelihara kedekatan dengan orang tertentu. Oleh karena itu, kualitas attachment yang sebaiknya diberikan adalah Secure Attachment.

Pembentukan Secure attachment ini dapat dipengaruhi oleh :
Parental Sensitivity, kemampuan orang tua memberi umpan balik yang responsif terhadap tanda-tanda yang ditampilkan bayi/anak. Ini dapat dilakukan dengan menciptakan suasana yang menyenangkan pada saat kegiatan menyusui/pemberian makan.
Menciptakan suasana makan yang menyenangkan bukan berarti membiarkan anak makan sambil menonton tivi atau bermain gadget. Tetapi membuat suasana makan anak menjadi mengasyikkan tanpa mengalihkan proses belajar makan anak. Misalnya, sambil membuat gulungan pasta, membelah-belah potongan lauk makannya, dan sebagainya.

* Sentuhan dalam bentuk pijatan. Memijat bayi yang dilakukan oleh orangtuanya sendiri merupakan salah satu bentuk kontak fisik/sentuhan yang positif. Ini juga merupakan bentuk komunikasi antara orangtua dan anak.

Ibu Rini Hildayani yang memberikan penjelasan dari aspek psikologis ini menekakan bahwa untuk mendukung saluran cerna yang sehat, orangtua wajib menjaga kelekatan hubungan dengan anak, dan beriteraksi aktif dengan anak. Orangtua wajib memberi umpan balik yang responsif terhadap tanda-tanda yang ditampilkan anak. Kenali dengan baik temperamen anak. Karena ada anak dengan temperamen easy child (mudah merespon); difficult child (sulit mencoba hal baru); dan slow to warm up child (butuh waktu, tapi tidak sesulit difficult child)

Rini Hildayani M.Si Psychologist
Pembicara terakhir talkshow ini Dr. Ahmad Suryawan, dr. Sp.A(K), yang membahas impact dari kedua bahasan dua narasumber sebelumnya. Bahwa betapa pentingnya pembentukan anak pada usia 6 tahun kebawah. Ada dua hal penting, yaitu Nutrisi dan Stimulasi, tidak dapat dipisahkan dalam masa pembentukan tersebut.
Nutrisi akan bisa masuk ke dalam otak anak melalui saluran cerna yang sehat, sedangkan stimulasi akan masuk ke otak anak melalui organ sensoris. Dan Gut-Brain Axis merupakan jalur komunikasi dua arah antara otak dan saluran cerna. Saluran cerna tidak hanya berfungsi untuk menampung nutrisi, namun jga mampu mempengaruhi sinyal di otak melalui microbiota di usus.

Dr. Ahmad Suryawan, dr. Sp.A(K)
Senang bisa hadir di acara peluncuran Happy Tummy Council versi kedua ini. Banyak ilmu yang didapat dari sini. Di acara penutup, dokter Wawan berpesan, "Don't be afraid to be an active mommy."
Sebuah kalimat yang menekankan kepada kaum ibu, baik ibu bekerja maupun rumah tangga agar selalu berusaha memperkaya pengetahuan dan pemahaman tentang perkembangan anak (child development).
"Happy Child - Happy Tummy"
Pakar Kesehatan Happy Tummy Council


Role Model Si Pemimpin Kecil

Tuesday, September 24, 2013
Setiap orangtua pada dasarnya ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Mereka akan berusaha keras dengan segala daya upaya untuk bisa memenuhi kebutuhan anak. Tetapi terkadang orangtua lupa, bahwa yang dibutuhkan anak tidak hanya perhatian dari segi materiil saja. Mereka juga membutuhkan sosok/figur yang baik yang akan membentuk kepribadian anak dikemudian hari.

Ungkapan "anak adalah seorang peniru ulung", memang benar seratus persen. Melihat tingkah laku anak saya yang kecil (5 tahun) kadang membuat saya tersenyum-senyum sendiri. Ia benar-benar meniru, mencontoh dan mengikuti apa yang terjadi di sekitarnya. Di sinilah peran saya sebagai orangtua di butuhkan, karena saya adalah karakter terdekat bagi anak saya. Bila ingin membangun karakter yang baik pada anak, jadilah karakter yang baik di depannya, bukan? Karena karakter setiap anak bisa berubah tergantung kondisi lingkungan yang mempengaruhinya.
Saya berusaha untuk selalu menjadi contoh teladan yang baik bagi mereka. Bagaimana caranya? Berikut hal-hal yang sedang saya terapkan dalam pengasuhan terhadap anak-anak saya:

Menjalin komunikasi yang baik.
   Sebagai seorang ibu, saya selalu mengusahakan untuk selalu dapat menjaga komunikasi yang efektif dengan anak saya. Menciptakan komunikasi dua arah yang efektif. Saya harus mau dan bisa mendengarkan keinginan dan apa yang dirasakan anak. Dengan komunikasi dua arah, harapan saya anak terbiasa untuk selalu bercerita kepada saya setiap kejadian yang mereka alami.
Memberikan senyuman dan sapaan selamat pagi dengan lembut setiap hari di waktu pagi juga merupakan bentuk komunikasi yang baik. Saya yakin, jika saya melakukan itu maka suatu saat sayapun akan mendapatkan senyuman dan sapaan yang sama di hari yang lain di pagi hari.
Juga berusaha untuk selalu dapat menjaga sikap dan tutur kata dihadapan anak, walau dalam keadaan emosi dan marah. Tetapi bukan berarti saat anak saya melakukan kesalahan, saya tidak menegurnya ya. Orangtua boleh menegur anak ketika anak berbuat salah tetapi tidak dengan wajah cemberut atau mengeluarkan kata-kata kasar.

Contoh lain, saya juga membiasakan menyapa tetangga dan teman-teman ketika bertemu di jalan. Dengan ini, saya berharap anak saya bisa mengerti dan memahami arti pentingnya bersosialisasi dan memiliki teman.
Saya tidak membiasakan anak menonton acara TV yang tidak mendidik. Saya lebih memilih mematikan TV dan memberinya film sesuai usianya dengan menggunakan cd player. Kalaupun mereka menonton TV, saya akan mengajaknya "diskusi" setelah melihat acara TV tesebut, tentunya dengan bahasa mereka agar mereka dapat mengetahui apa yang mereka "peroleh" setelah menonton acara TV tersebut.

Menjaga pola makan dan olahraga teratur.
    Saya ingat sekali, waktu saya bersekolah dasar sampai SMP, ibu saya selalu menyediakan saya sarapan sebelum saya berangkat. Bahkan, beliau rela menyuapi saya jika saya masih sibuk mempersiapkan diri karena bangun kesiangan. Dan sekarang, saya terbiasa untuk sarapan sebelum beraktivitas. Apabila kita pengin agar anak hidup sehat, maka mulailah dari diri kita sendiri dulu. Salah satunya ya itu, dengan membiasakan rutin sarapan sebelum melakukan aktivitas. Selain untuk mencukupi kebutuhan gizi, sarapan bisa melatih kedisplinan anak. Tentu saja dengan sarapan yang mengandung nutrisi yang baik. Anak akan terbiasa dengan pola hidup sehat yang sudah dibiasakan sejak kecil. Karena makanan bergizi merupakan salah satu faktor penting untuk tumbuh kembang anak, bersama dengan stimulasi tentunya.

Demikian beberapa hal yang bisa membantu agar kita dapat menjadi contoh teladan bagi anak. Karena role model atau contoh keteladanan juga merupakan bentuk kasih sayang dan perhatian terhadap perkembangan anak kita.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Penulisan Blog "Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil" .
#LombaBlogNUB

Menanamkan Sikap Nasionalisme Pada Anak

Thursday, September 5, 2013
Bulan agustus baru saja lewat, ini berarti bendera merah putih yang terpasang di tiang bendera rumah bisa disimpan kembali. Bulan Agustus memang identik dengan bendera merah putih dan perayaan kemerdekaan Indonesia. Dari mendekati tanggal 17 agustus sampai berakhirnya bulan ini, dimana-mana  ramai merayakannya dengan aneka kegiatan. Tentunya, kegiatan-kegiatan yang bisa menimbulkan sikap dan semangat nasionalisme.
Perwujudan sikap nasionalisme di jaman teknologi ini sudah pasti tidak berarti angkat senjata dan berperang bela negara tetapi dapat diwujudkan dalam bentuk yang lain, seperti bagaimana mengharumkan nama bangsa dengan prestasi dibidang olah raga, seni, budaya, kompetisi ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Melakukan kegiatan-kegiatan yang memperlihatkan karakter bangsa. Dan itu diharapkan tidak dilakukan tidak hanya di bulan Agustus saja. Kapanpun, sepanjang masa dan sejak masa kanak-kanak.

Bagaimana sih sebenarnya cara menanamkan sikap nasionalisme yang benar pada anak?

Tanggal 29 Agustus kemaren, Pinisi Edutainment Park, mengundang emak-emak blogger untuk hadir dalam Bincang Pintar bersama Kak Seto, dengan tema "Menanamkan Rasa Nasionalisme Pada Anak". Pada kesempatan itu, beliau menjelaskan bahwa sikap nasionalisme itu penting ditanamkan sejak dini. Karena pada dasarnya anak itu senang belajar. Dari mereka kecil, mereka sudah mulai belajar bukan? Belajar berjalan, belajar bicara, belajar makan, dan sebagainya. Begitu juga dengan sikap dan rasa nasionalisme. Itu bisa diajarkan kepada anak sedari kecil. Tentunya mengajarkannya harus dengan cara yang menyenangkan. Apapapun itu, ciptakanlah suasana yang gembira. Mengapa? Agar sikap dan rasa nasionalisme itu tidak hanya sekedar ucapan saja, melainkan dapat diterapkan secara nyata dalam tindakan anak-anak kita kelak dewasa nanti.
Lagu "Gundul-gundul Pacul" membuka acara Bincang Pintar ini.
Kak Seto in action
Menanamkan sikap nasionalisme pada anak itu bisa dimana saja, tdk hanya disekolah. Salah satu contoh, dengan mendongengkan cerita-cerita tanah air dan cerita-cerita perjuangan para pahlawan. Bahkan mengajak mereka di rumah bernyanyi lagu-lagu daerah pun bisa menimbulkan rasa patriotisme. Lagu halo-halo Bandung, Bagimu Negeri, Mengheningkan Cipta, Maju Tak Gentar, dan banyak lagi.
Mengajarkan anak dengan cara menghapal sila-sila dari Pancasila menjadi sia-sia jika tidak diberikan contoh bagaimana penerapan dari Pancasila itu sendiri. Berikanlah contoh secara nyata dalam kehidupan sehari-hari pada anak bagaimana penerapan dari Persatuan Indonesia, bagaimana penerapan Ketuhanan Yang Maha Esa, bagaimana penerapan Kesejahteraan Sosial, dan sebagainya. Dengan begitu maka anak akan secara optimal mengerti makna dari Pancasila.
Menanamkan sikap dan rasa nasionalisme pada anak menjadi sangat penting, mengingat nasionalisme menjadi point ketiga setelah etika dan estetika dalam misi pendidikan nasional Indonesia. Nasionalisme ini diartikan bangga sebagai anak Indonesia, bangga pada Indonesia, dan bangga menggunakan produk Indonesia.

Masih menurut beliau, melemahnya nasionalisme pada anak-anak Indonesia salah satunya disebabkan oleh sistem pendidikan yang juga sudah menyimpang dari makna pendidikan itu sendiri.
Sebagai contoh, membeda-bedakan anak untuk kepandaian di suatu pelajaran. Anak yang tidak bagus nilai matematikanya, dianggap tidak pandai. Anak yang tidak mengerti ilmu pengetahuan alam, dianggap tidak pintar, dan sebagainya. Contoh lain, memberikan hukuman disekolah bagi anak yang tidak hapal nama-nama menteri kabinet. Padahal itu malah membuat anak tidak nyaman bersekolah, anak akan merasa sekolah bagaikan penjara. Akibatnya anak akan tidak suka bersekolah. Karena sesuatu yang dipaksakan akan mengakibatkan School Phobia. Dimana anak akan takut untuk pergi sekolah. 
Pemberian mata pelajaran sekolah yang sangat banyak sehingga membuat anak harus membawa tas besar dan berat, itu juga penyebab School Phobia loh.

Ajarkan Pancasila dengan cara menyenangkan.
Bagi anak-anak di sekolah swasta yang tidak mengharuskan upacara bendera, atau bahkan tidak mendapatkan pelajaran sejarah nasionalisme, disinilah peran orangtua sebagai mediator menjadi sangat penting. Salah satu contoh, orangtua bisa memediasikannya melalu teknologi, mendampingi anak meng-googling cerita-cerita kepahlawanan.

Intinya, kunci sukses menghadapi anak adalah : Kreatif dan jangan ada kekerasan dalam mengajarkan apapun terhadap anak, termasuk mengajarkan nasionalisme. Belajar  pancasila bisa dilakukan dimana saja. Bisa dengan cara apapun, dengan catatan, tanpa kekerasan. Bisa sambil olahraga, bisa sambil bermain ditaman atau bisa juga sambil rekreasi bersama keluarga. Karena anak adalah peniru ulung. Ajarkan dan tanamkan sikap nasionalisme pada mereka dengan cara yang kreatif dan benar.

Diakhir acara, kak Seto berpesan, jangan ciptakan anak-anak kita menjadi anak penurut, tapi jadikan mereka anak-anak yang mandiri, yang mampu bekerja sama dalam hal yang positif, sehingga kelak mereka benar-benar bisa berguna bagi bangsanya.

Emak Blogger foto bersama.



Bermain Maksimalkan Tumbuh Kembang Anak

Wednesday, July 31, 2013
Ini review saya tentang workshop selanjutnya yang saya ikuti beberapa waktu yang lalu.  Begitu banyak hal penting dan menarik untuk diingat dalam tiap workshop. Sama dengan workshop-workshop sebelumnya, acara seperti ini selalu menyenangkan dan selalu ada pembelajaran baru buat saya. Karena sebagai orang tua, saya membutuhkan pengingat dalam mengasuh anak-anak saya. Da sudah tentu kita semua ingin memberikan hal-hal yang terbaik buat anak-anak kita. 

Workshop kedua, diadakan oleh Majalah Good Housekeeping bekerjasama dengan Pinisi Edutainment Park. Sama dengan workshop yang pertama, tema acara yang bertempat di lantai.9 Pasaraya Blok M ini adalah "Bermain Maksimalkan Tumbuh Kembang Anak". Narsum pada hari itu adalah pemerhati anak, Kak Seto Mulyadi. 

doc.pribadi
Awal workshop kak Seto mengajak peserta untuk bernyanyi bersama. Bukan sekedar bernyanyi, selanjutnya beliau menjelaskan bahwa Hak Dasar anak adalah bermain. Menjadikan bernyanyi sebagai salah satu cara orangtua saat mengajarkan sesuatu atau bahkan bermain bersama anak. Mengubah cara bersikap orangtua kepada anaknya. Jangan pernah lagi memukul, menjewer, bahkan membentak anak. 

Dimasa-masa emas anak, dimana mereka membutuhkan rangsangan mengembangkan kreativitasnya, cara belajar yang menyenangkan adalah dengan bermain. Dengan mengajak anak belajar sambil bermain, orangtua diharapkan bisa menjadi orangtua yang profesional. Orangtua tidak boleh gengsi dan malu untuk bertingkahlaku seperti anak, untuk bisa menjadi sahabat anak kita. Jadi, orangtua secara bijaksana harus mau menyediakan waktu untuk bermain bersama anak. 
Ah, seketika saya inget Gibe. Dia akan merengek meminta saya menoleh dan tersenyum padanya jika saya sedang menggila dengan gadget saya. 
Kiat dari Kak Seto
doc.pribadi
Bicara soal bermain, ibu Ari kartika Direktur Pinisi Edutainment Park bercerita tentang konsep taman bermain di Pinisi yang diambil dari nama kapal khas Indonesia dari suku Bugis dan Makassar, Sulawesi Selatan. Di Pinisi Edutainment Park ini anak-anak dapat mengikuti kelas yang memperkenalkan kebudayaan Indonesia. Ada kelas Angklung, kelas batik, kelas gamelan, kelas tari, dan masih banyak lagi.

Diakhir workshop, Kak Seto berpesan bahwa dalam memilih sekolah untuk anak hal yang pertama menjadi pertimbangan adalah anak. Pilihlah sekolah yang anak senang berada didalamnya. Karena anak tidak wajib sekolah, melainkan wajib belajar. 



Bermain Maksimalkan Tumbuh Kembang Anak

Ini review saya tentang workshop selanjutnya yang saya ikuti beberapa waktu yang lalu.  Begitu banyak hal penting dan menarik untuk diingat dalam tiap workshop. Sama dengan workshop-workshop sebelumnya, acara seperti ini selalu menyenangkan dan selalu ada pembelajaran baru buat saya. Karena sebagai orang tua, saya membutuhkan pengingat dalam mengasuh anak-anak saya. Da sudah tentu kita semua ingin memberikan hal-hal yang terbaik buat anak-anak kita. 

Workshop kedua, diadakan oleh Majalah Good Housekeeping bekerjasama dengan Pinisi Edutainment Park. Sama dengan workshop yang pertama, tema acara yang bertempat di lantai.9 Pasaraya Blok M ini adalah "Bermain Maksimalkan Tumbuh Kembang Anak". Narsum pada hari itu adalah pemerhati anak, Kak Seto Mulyadi. 

doc.pribadi
Awal workshop kak Seto mengajak peserta untuk bernyanyi bersama. Bukan sekedar bernyanyi, selanjutnya beliau menjelaskan bahwa Hak Dasar anak adalah bermain. Menjadikan bernyanyi sebagai salah satu cara orangtua saat mengajarkan sesuatu atau bahkan bermain bersama anak. Mengubah cara bersikap orangtua kepada anaknya. Jangan pernah lagi memukul, menjewer, bahkan membentak anak. 

Dimasa-masa emas anak, dimana mereka membutuhkan rangsangan mengembangkan kreativitasnya, cara belajar yang menyenangkan adalah dengan bermain. Dengan mengajak anak belajar sambil bermain, orangtua diharapkan bisa menjadi orangtua yang profesional. Orangtua tidak boleh gengsi dan malu untuk bertingkahlaku seperti anak, untuk bisa menjadi sahabat anak kita. Jadi, orangtua secara bijaksana harus mau menyediakan waktu untuk bermain bersama anak. 
Ah, seketika saya inget Gibe. Dia akan merengek meminta saya menoleh dan tersenyum padanya jika saya sedang menggila dengan gadget saya. 
Kiat dari Kak Seto
doc.pribadi
Bicara soal bermain, ibu Ari kartika Direktur Pinisi Edutainment Park bercerita tentang konsep taman bermain di Pinisi yang diambil dari nama kapal khas Indonesia dari suku Bugis dan Makassar, Sulawesi Selatan. Di Pinisi Edutainment Park ini anak-anak dapat mengikuti kelas yang memperkenalkan kebudayaan Indonesia. Ada kelas Angklung, kelas batik, kelas gamelan, kelas tari, dan masih banyak lagi.

Diakhir workshop, Kak Seto berpesan bahwa dalam memilih sekolah untuk anak hal yang pertama menjadi pertimbangan adalah anak. Pilihlah sekolah yang anak senang berada didalamnya. Karena anak tidak wajib sekolah, melainkan wajib belajar. 



Joy Of Learning

Tuesday, July 30, 2013
Walau sejak jaman dulu, sudah tugas dan kewajiban orang tua untuk membesarkan anaknya, itu tidak berarti membuat para orangtua mengetahui dengan pasti apa yang seharusnya mereka lakukan dalam membesarkan anak. Kadang ada keraguan akan apa yang telah kita lakukan terhadap anak, sudah benar atau tidak. Pembelajaran dari beberapa orang tua sebelumnya dan orang tua lainnya, atau mempelajari ilmu parenting sangatlah diperlukan. Jangan sampai apa yang telah kita melakukan kesalahan yang fatal dalam mendidik anak kita. 

Seperti apakah orang tua yang sukses? Tidak ada ukuran dalam menilai kesuksesan orang tua dalam mendidik anaknya. Informasi-informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, baik melalui buku, seminar bahkan dari berbagi pengalaman sesama orang tua, besar manfaatnya dalam membantu prangtua untuk bisa membimbing anak-anaknya menjadi orang yang sukses.

Itulah alasan mengapa saya sangat antusias jika diajak atau megikuti seminar dan talkshow parenting. Seperti pada bulan Juni kemaren, sudah ada 2 seminar parenting yang saya ikuti. Apa yang saya dapat dari talkshow-talkshow itu, ya sudah pasti ilmu pengetahuan seputar anak.
Nah, untuk memudahkan mengingat, saya coba mereview acara itu perpoin saja ya.


Talkshow pertama, diadakan oleh Momsdaily. Dengan narsum Carrie Lupoli, Educational and parenting consultant.
Tema talkshow kali ini adalah Joy of Learning. Beliau lebih menekankan akan kewajiban-kewajiban orang tua kepada anak dalam hal perkembangan fisik dan mental anak.  Orangtua diingatkan agar jangan hanya menginginkan kebahagian untuk anak-anak semata, tetapi lebih spesifik lagi membuat anak-anak menjadi pribadi yang mandiri justru lebih penting agar mereka bisa mencapai kepuasan dan kebahagian mereka dikemudian hari.
Menurut beliau, kebahagian hanya akan menjadi sebuah ilusi belaka karena menjadi bahagia atau tidak itu tergantung dari keadaan anak-anak kita nantinya. Tugas orangtua adalah membuat mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang mandiri dan merdeka. Kemerdekaan itulah, yang pada gilirannya akan memimpin diri mereka menuju kepuasan dan kebahagiaan dalam hidup.

Awalnya saya kurang mencerna apa yang dipaparkan narsum ini. Apalagi beliau menjelaskannya dalam bahasa Inggris penuh. Tetapi karena acara ini merupakan talkshow interaktif, show must go on...dan lanjuuut!!

Sebagai orang tua, ada pemahaman penting yang benar-benar harus dipahami :
  1. Yang pertama adalah Konsep Dasar.  Fakta bahwa otak belum sepenuhnya dikembangkan pada saat lahir dan orangtua memiliki tanggung jawab memberikan pengalaman yang berarti selama tahun-tahun pertama tersebut.
  2. Memahami dan mendokumentasikan kemajuan anak selama 5 tahun pertama memberikan orangtua kesempatan memahami seluruh hal yang anak bisa lakukan.
  3. Interaksi. Pembelajaran yang didasarkan dengan cara yang menyenangkan. Orangtua dapat mengekspos kemampuan dan keahlian anak untuk bekal ia dikemudian hari.

"Orang tua memiliki peran besar dalam  memfasilitasi pembelajaran anak mereka. Pertama dan terpenting, orangtua harus memberikan rasa aman kepada anak-anak, sehingga mereka dapat mengeksplorasi diri. Karena Orangtua adalah guru pertama dan terpenting bagi anak-anak Anda." Bobbi Conner.

Peran orang tua dalam eksplorasi dan pembelajaran anak:
  1. Menyediakan lingkungan rumah yang aman sehingga anak-anak dapat menjelajah dan menemukan sesuatu pada diri mereka (memberikan pengawasan tapi biarkan anak menemukan hal baru).
  2. Memberikan mainan yang aman, baik dari segi bahan dan yang sesuai dengan usia bermain.
  3. Memberikan dorongan sampai kapanpun (bahkan untuk anak yang lebih besar)
  4. Berikan perhatian penuh sepanjang hari. Menanggapi dunia mereka, minat dan aktivitasnya.
  5. Menciptakan suasana penuh komunikasi, ide, bahkan musik.
  6. Membedakan antara dorongan dan paksaan. 
  7. Dorong anak untuk menjadi pemecah masalah bagi kehidupannya, mencari solusi untuk masalah sehari-harinya.


to be continued...

Joy Of Learning

Walau sejak jaman dulu, sudah tugas dan kewajiban orang tua untuk membesarkan anaknya, itu tidak berarti membuat para orangtua mengetahui dengan pasti apa yang seharusnya mereka lakukan dalam membesarkan anak. Kadang ada keraguan akan apa yang telah kita lakukan terhadap anak, sudah benar atau tidak. Pembelajaran dari beberapa orang tua sebelumnya dan orang tua lainnya, atau mempelajari ilmu parenting sangatlah diperlukan. Jangan sampai apa yang telah kita melakukan kesalahan yang fatal dalam mendidik anak kita. 

Seperti apakah orang tua yang sukses? Tidak ada ukuran dalam menilai kesuksesan orang tua dalam mendidik anaknya. Informasi-informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, baik melalui buku, seminar bahkan dari berbagi pengalaman sesama orang tua, besar manfaatnya dalam membantu prangtua untuk bisa membimbing anak-anaknya menjadi orang yang sukses.

Itulah alasan mengapa saya sangat antusias jika diajak atau megikuti seminar dan talkshow parenting. Seperti pada bulan Juni kemaren, sudah ada 2 seminar parenting yang saya ikuti. Apa yang saya dapat dari talkshow-talkshow itu, ya sudah pasti ilmu pengetahuan seputar anak.
Nah, untuk memudahkan mengingat, saya coba mereview acara itu perpoin saja ya.


Talkshow pertama, diadakan oleh Momsdaily. Dengan narsum Carrie Lupoli, Educational and parenting consultant.
Tema talkshow kali ini adalah Joy of Learning. Beliau lebih menekankan akan kewajiban-kewajiban orang tua kepada anak dalam hal perkembangan fisik dan mental anak.  Orangtua diingatkan agar jangan hanya menginginkan kebahagian untuk anak-anak semata, tetapi lebih spesifik lagi membuat anak-anak menjadi pribadi yang mandiri justru lebih penting agar mereka bisa mencapai kepuasan dan kebahagian mereka dikemudian hari.
Menurut beliau, kebahagian hanya akan menjadi sebuah ilusi belaka karena menjadi bahagia atau tidak itu tergantung dari keadaan anak-anak kita nantinya. Tugas orangtua adalah membuat mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang mandiri dan merdeka. Kemerdekaan itulah, yang pada gilirannya akan memimpin diri mereka menuju kepuasan dan kebahagiaan dalam hidup.

Awalnya saya kurang mencerna apa yang dipaparkan narsum ini. Apalagi beliau menjelaskannya dalam bahasa Inggris penuh. Tetapi karena acara ini merupakan talkshow interaktif, show must go on...dan lanjuuut!!

Sebagai orang tua, ada pemahaman penting yang benar-benar harus dipahami :
  1. Yang pertama adalah Konsep Dasar.  Fakta bahwa otak belum sepenuhnya dikembangkan pada saat lahir dan orangtua memiliki tanggung jawab memberikan pengalaman yang berarti selama tahun-tahun pertama tersebut.
  2. Memahami dan mendokumentasikan kemajuan anak selama 5 tahun pertama memberikan orangtua kesempatan memahami seluruh hal yang anak bisa lakukan.
  3. Interaksi. Pembelajaran yang didasarkan dengan cara yang menyenangkan. Orangtua dapat mengekspos kemampuan dan keahlian anak untuk bekal ia dikemudian hari.

"Orang tua memiliki peran besar dalam  memfasilitasi pembelajaran anak mereka. Pertama dan terpenting, orangtua harus memberikan rasa aman kepada anak-anak, sehingga mereka dapat mengeksplorasi diri. Karena Orangtua adalah guru pertama dan terpenting bagi anak-anak Anda." Bobbi Conner.

Peran orang tua dalam eksplorasi dan pembelajaran anak:
  1. Menyediakan lingkungan rumah yang aman sehingga anak-anak dapat menjelajah dan menemukan sesuatu pada diri mereka (memberikan pengawasan tapi biarkan anak menemukan hal baru).
  2. Memberikan mainan yang aman, baik dari segi bahan dan yang sesuai dengan usia bermain.
  3. Memberikan dorongan sampai kapanpun (bahkan untuk anak yang lebih besar)
  4. Berikan perhatian penuh sepanjang hari. Menanggapi dunia mereka, minat dan aktivitasnya.
  5. Menciptakan suasana penuh komunikasi, ide, bahkan musik.
  6. Membedakan antara dorongan dan paksaan. 
  7. Dorong anak untuk menjadi pemecah masalah bagi kehidupannya, mencari solusi untuk masalah sehari-harinya.


to be continued...

Dancow "Learn & Explore", Mall Taman Anggrek

Wednesday, July 24, 2013
Bagi saya pergi lengkap berempat bersama anak2 itu merupakan hal yg saya nantikan. Dan jika itu bisa kesampaian akan menjadi hal yang menyenangkan. Bagaimana tidak, putri sulung saya yang sudah mulai abg lebih memilih asyik dengan dunia abg bersama teman-temannya ketimbang pergi dengan orangtuanya. Sedangkan putra bungsu saya, akan mengekor jawaban sang kakak setiap saya ajak.

Alhamdulillah, hal yang saya nantikan itu kesampaian juga tanggal 7 Juli kemaren. Tujuan saya adalah mall Taman Anggrek, Jakarta Barat. Ya, dalam rangka memperingati hari Keluarga Nasional dan Hari Anak Nasional, pas dimusim liburan sekolah kemaren, Dancow mengadakan acara Learn & Explore, yang katanya merupakan acara augmented reality experience terbesar di Indonesia. dan acara ini diadakan tgk 6-7 Juli di mall taman Anggrek. Jadi pengen tau acaranya itu kayak apa sih...

Acara Dancow Learn & Explore ini menampilkan delapan zona permainan seru. Kedelapan zona tersebut didesain sedemikian rupa untuk memberikan pembelajaran dan mengeksplorasi kreatifitas anak.
Empat zona pertama adalah zona "4D Augmented Reality Experience", yang menampilkan secara maya dinosaurus, harimau, pinguin, lumba-lumba, dan tyrex. Eh, ya itu maksud "4D Augmented Reality Experience" tadi, pengalaman relita melalui tampilan 4 dimensi. Anak-anak dapat berinteraksi dengan hewan-hewan tadi yang ditampilkan secara maya. Di zona ini, Sava dan Gibe exited dengan munculnya tyrex dan pinguin. Bahkan saat di zona lumba-lumba, Gibe tidak mau beranjak dari perahu karena ada cipratan air dari lumba-lumba.


Tak kalah menariknya adalah zona hewan asli. Di zona ini dihadirkan hewan asli seperti kupu-kupu, domba, kelinci, burung dan hewan laut. Zona ini bertujuan agar anak dapat mengekplorasi hewan secara langsung, dari mengetahui jenis makanannya sampai meraba tekstur kulitnya. Sava dan Gibe juga ikut memberi makan hewan-hewan itu loh.

Senang melihat ekspresi keingin tahuan Sava dan Gibe ketika di zona hewan laut. Bisa memegang langsung ikan pari dan ikan laut lainnya, membuat Gibe lagi-lagi susah diajak beranjak dari zona air tersebut.



Sava awalnya enggan untuk masuk ke zona burung. "Takut dipatok," katanya.


Menyenangkan bisa mengajak anak-anak ke acara ini. Tak terasa hari sudah sore dan kami pun harus pulang ke Bogor.
Mudah-mudahan tahun depan diadakan kembali acara serupa di Bogor, sehingga anak-anak saya tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta untuk merasakan serunya Dancow Learn & Explore!


Liburan ke Museum

Friday, May 31, 2013
Bingung besok wiken mau kemana? Ajak anak2 ke museum deh. Beberapa waktu yang lalu saya mencobanya.
Ini kali pertama buat saya bersama anak2 mengunjungi museum. Pilihan saya jatuh ke Museum Fatahillah. Selain akses transportasi yang mudah menuju kesana, juga karena letak museum ini yang berdekatan dengan beberapa museum lainnya. Sebut saja, ada museum wayang yang berada di selah kiri dan museum seni Rupa disebelah kanannya.
Dulu, bayangan saya museum itu selalu identik dengan sejarah dan masa lalu. Sesuatu yang kuno. Bukan suatu tempat yang modern buat orang muda kayak saya...*aiissh. Tetapi, apa yang saya dapati waktu mengunjungi museum kemaren, jauh dari bayangan saya dulu.
Museum yang berlokasi di Jalan Taman Fatahillah hari itu terlihat ramai pengunjung. Banyak hiburan di Taman Fatahillah ini. Diantaranya, ada sepeda-sepeda ontel yang disewakan di depan museum itu, membuat saya mengajak anak-anak untuk bersepeda ria dulu sebelum memasuki museum. 

Senang melihat ekspresi Sava dan Gibe :)

Add caption

Benar-benar modernisasi museum nih. apalagi, saat itu bersamaan dengan saya, ada beberapa anak berseragam sekolah yang ber-studi tour mengunjungi kota tua itu.  Ya, mengajak siswa ber-studi tour ke museum merupakan cara yang lumayan efektif untuk mengundang kepedulian orang muda akan pentingnya pelestarian pusaka karena menggabungkan unsur rekreasi dan edukasi.
So, besok-besok kalau bosan liburan di mall, ngajak anak-anak ke museum lagi ah! :)))



Gerhana Matahari

Friday, May 10, 2013
Percakapan jam 10 malam tadi.

"Hei, what happen aya naon ama anak mama nih..." ku dapati anak gadisku lagi menangis di tempat tidurku.
"Aku takut gerhana matahari besok". Agak terisak.
"Apa yang kaka takutin?"
"Aku takut ngga ada matahari. Aku takut gelap. Aku takut kiamat."
"Ow..ow..ow....Sini, nak," ku raih tangannya. "Kita googling yuk tentang gerhana matahari ..." (*emak kebanyakan onlen gini nih...onlen muluuu!)
Kurangkul dia menuju meja laptopku.
Gerhana Matahari. Enter.

Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari. Sehingga bayang-bayang bulan menutupi sebagian cahaya matahari. Gerhana matahari ada tiga jenis, gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian dan gerhana matahari cincin. (*http://id.wikipedia.org)

Peristiwa gerhana matahari ini merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.
Gerhana matahari yang terjadi tanggal 9-10 mei 2013 adalah gerhana matahari cincin. Yang dapat disaksikan di samudra pasifik, Australia, Singapura dan sebagian Indonesia. (*http://data.bmkg.go.id)

"Jadi, gerhana matahari besok bukan kiamat. Karena gerhana matahari besok sudah bisa di prediksi/diperkirakan waktu terjadinya. Dan jangan takut gelap, karena waktu perkiraan terjadinya adalah jam enam sampai jam setengah tujuh pagi, waktu dimana matahari masih berada di bawah garis horizon atau belum terbit sepenuhnya. Setelah waktu itu selesai, matahari akan bersinar seperti semula lagi." 
Ku mencoba membantu menjelaskan apa yang ia baca.

Tak ada lagi air mata Yang ada hanya pancaran keingintahuannya.

"Dan apa yang harus kita lakukan kalau terjadi gerhana matahari? 
Sebagai orang muslim,  sebaiknya kita melakukan sholat gerhana matahari. Karena terjadinya gerhana matahari bukan sekedar terjadi karena posisi matahari yang terhalang bulan sehingga menghalangi cahaya matahari masuk ke bumi, tetapi juga karena semua itu terjadi karena kehendak Allah SWT. 
InsyaAllah kalau besok langit cerah, sebelum kaka berangkat sekolah kita bisa menyaksikan gerhana matahari itu dan sholat gerhana matahari."

"Caranya, ma?"  

Cara sholat gerhana matahari. Enter.

Niat sholat gerhana matahari : Ushalli sunnatan likusuufis syamsi rak'ataini mustaqbilal qiblati ma'muman lillaahi ta'ala."
Setelah berniat shalat dan takbiratul ihram, lalu membaca Al Fatihah dilanjutkan membaca surat pilihan. Kemudian ruku' dan i'tidal. 
Dilanjutkan membaca Al Fatihah dan surat pilihan lagi, lalu ruku' dan i'tidal kembali dan dilanjutkan dengan sujud dua kali (seperti sholat biasa) lalu berdiri. 
Rakaat kedua sama dengan rakaat pertama. 
(*http://santripedia.net)

"Oke, Nak? Masih takut dengan gerhana matahari besok?"

Hanya gelengan kepala. 

Shut down.





Mengajarkan Anak Meminta Maaf

Thursday, March 28, 2013
     Meminta maaf adalah sebuah ketrampilan sosial dan emosional yang perlu diajarkan sejak dini, karena sangat berperan dalam membentuk kepribadian yang positif. 
Namun jangan serta merta kita mewajibkan anak minta maaf setiap dia melakukan kesalahan. Kita harus mencermati dahulu, apakah ia benar-benar melakukan kesalahan atau tidak. Hal ini penting dilakukan supaya jangan sampai anak terlalu mudah merasa bersalah terhadap setiap kesalahan yang diperbuatnya.
     Bila kita membabi buta memvonisnya bersalah dan harus minta maaf, hal ini menjadi tidak sehat secara mental bagi anak. Dikhawatirkan anak akan merasa dirinya tidak baik sehingga berpengaruh terhadap perkembangan kemampuannya yang lain. Misalnya, karena takut melakukan kesalahan, anak tidak mau bersosialisasi, enggan berkreativitas dan lain-lain.

ilustrasi. dok.dwina
     Jadi biar anak tidak mudah merasa bersalah, kitapun perlu menjelaskan bahwa setiap orang bisa melakukan salah, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Dengan begitu dia akan memahami bahwa kesalahan bukanlah sesuatu yang amat buruk. Justru dari kesalahan, kita dapat belajar untuk tidak mengulanginya lagi.
     Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengajarkan anak meminta maaf, antara lain :
  1. Berilah penjelasan terlebih dahulu mengapa anak harus meminta maaf sebelum mengarahkannya sehingga anak tidak bertanya-tanya mengapa ia harus meminta maaf, dengan demikian akan lebih mudah diarahkan. Penjelasan yang dimaksud dapat melalui dongeng atau cerita-cerita yang menggambarkan jika tokoh dalam cerita tersebut melakukan kesalahan maka ia harus meminta maaf.  Dengan cara ini, umumnya anak akan lebih mudah untuk bisa mengerti.
  2. Berikanlah contoh keteladanan di hadapan anak. Anak akan melihat dan mempelajari bahwa bila seseorang melakukan kesalahan maka ia harus minta maaf. Jadi, orang tua juga hendaknya jangan sungkan untuk meminta maaf pada anak bila melakukan kesalahan.
      Dengan mengajarkan anak meminta maaf saat melakukan kesalahan, maka ia akan belajar etika dan moral yang positif sehingga dalam pergaulan pun kepribadian anak akan lebih positif.
Semoga.  

*Sumber : Newsletter KOMIMO, vol.10, April 2013; Foto : Dok. Dwina

Kedisiplinan Waktu Pada Anak

Sunday, November 18, 2012

Rutinitas pagi di sebuah keluarga kecil.
Mama : "Sandy, ayo bangun sayang...Nanti kesiangan berangkat ke sekolah ".
Sandy : "Nanti dulu,Ma...Sandy masih ngantuk nih..." (tetap tidak beranjak dari tempat tidurnya dan menarik selimut)
" Ayo, Sandy...Sudah jam berapa ini? Kemarin kamu sudah terlambat ,masa hari ini kamu mau terlambat lagi?" kata mama yang sudah mulai habis kesabarannya, sambil menarik selimut Sandy.
Akhirnya karena merasa terganggu dan masih mengantuk, Sandy ngambek, menangis dan membuat suasana pagi hari di rumah tersebut menjadi tidak nyaman. Ketidaknyamanan tersebut akhirnya dengan cepat dirasakan oleh seluruh anggota keluarga  dan membuat SAndy menjadi 'bad mood' sepanjang hari.

Sangat disayangkan apabila kejadian tersebut di atas terus terjadi dikarenakan tidak adanya kebiasaan kedisiplinan waktu di dalam keluarga. Padahal perilaku kedisplinan dapat dilatih sejak usia dini. Disiplin dapat dilakukan secara paksa namun dapat juga dilakukan secara sukarela. Kedisiplinan yang dilakukan secara paksa biasanya tidak dapat bertahan lama. Oleh karena itu sebaiknya orangtua berhati-hati sekali dalam menerapkan kedisiplinan, terutama terhadap anak balitanya.

Kiranya beberapa tips berikut ini dapat membantu :

  • Jelaskan kepada anak dengan bahasa yang mudah dimengerti mengenai arti pentingnya kedisiplinan diterapkan di dalam keluarga. Ajak anak bicara dalam suasana bermain yang aman, nyaman dan menyenangkan. Jangan terlalu banyak penjelasan, karena hal tersebut malah akan membuat mereka bingung.




  • Buatlah suatu peraturan yang disetujui bersama antara anak dan orangtua.Agar lebih menarik, ajak anak membuat cap tangan dengan menggunakan cat air dengan warna pilihan mereka masing-masing sebagai tanda persetujuan
.

  • Buat tabel dengan pin berbentuk lucu yang dapat mereka tempelkan sendiri apabila mereka "berhasil" melaksanakan aktifitas mereka sesuai dengan aturan atau tidak. Misalnya pin "smiley tersenyum" dan "smiley cemberut". Setiap minggu ajak mereka mengumpulkan dan menjumlahkan berapa pin smiley tersenyum dan cemberut yang mereka peroleh untuk selanjutnya dapat ditukarkan dengan hadiah  yang ayah ibu siapkan. Misalnya 1-2 pin smiley tersenyum mendapat 1 stiker, 3-4 smiley terseyum mendapat 2 stiker dan seterusnya. Stiker2 tersebut nantinya dikumpulkan untuk mendapatkan hadiah kembali di akhir bulan. Begitu seterusnya hingga akhirnya mereka sudah terbiasa disiplin tanpa perlu mendapatkan hadiah.

  • Terapkan aturan-aturan tersebut sebagai suatu permainan yang dilakukan bersama-sama dan menjadi suatu rutinitas yang dilakukan sama setiap harinya. Seperti waktu bangun tidur, sarapan, makan siang, tidur siang, makan malam dan tidur malam.

  • Informasikan kepada anak secepatnya apabila ada beberapa hal yang dapat membuat peraturan tidak dapat dilaksanakan seperti biasanya, agar anak siap menerima adanya perubahan tersebut. Misalnya ketika liburan keluar kota dimana ayah dan ibu dapat melonggarkan sedikit peraturan untuk bangun tidur di pagi hari hingga waktunya tidur malam.
Yang paling penting dalam menerapkan aturankedisiplinan terhadap anak usia balita adanya contoh keteladanan, kasih sayang, kerjasama antar anggota keluarga dan sikap yang kosisten. Dengan demikian akan lebih mudah bagi anak untuk mengikuti aturan-aturan tersebut yang nantinya akan tumbuh menjadi suatu kebiasaan yang baik.

  

*Sumber : Newsletter Komimo Playschool
*Gambar : Berbagai sumber