Heh, ngga terasa sudah hampir 6 bulan masa pandemi berlangsung. Selama itu juga hidup rasanya seperti jungkir balik, ngga siy? Ngga bisa kerja, anak-anak masih ngga bisa sekolah, toko-toko masih sepi, usaha tersendat. Bener bener kayak naik rollcoaster...stres! Kadang suka muncul rasa kesel dan marah sama keadaan. Tapi ngga tau musti apa.
Tambah lagi sekarang, lihat orang sudah keluar lalu lalang sedangkan kita masih merasa ngga bebas jalan kemana-mana.Walau sudah masuk masa new normal, masih ada perasaan khawatir dan cemas kalau bertemu banyak orang dan berada di tengah keramaian. Huhuhuhu...akutu dulu sempat begitu looo.
Suami meminta saya untuk lebih tenang menghadapi perubahan yang terjadi. Katanya, rasa cemas hari ini dan takut akan masa depan, malah semakin membuat aku stres sendiri. Aku kemudian belajar meditasi, belajar untuk hening sesaat. Awalnya sulit.
Dan kemarin aku menonton instagram live dari Home Credit Kita Bisa! Sejak masa pandemi, aku memang sering mengikuti instagram live, biasanya kucari tema yang menarik. Dan kemarin instagram live dari Home Credit Kita Bisa! temanya bagus banget. Coba liat fyer nya :
Aku sudah lama jadi follower mas Adjie Santosoputro. Baik di instagram maupun twitter nya. Beliau adalah Praktisi mindfulness. Tema instagram live yang kemarin menampilkan beliau adalah "Tetap Tenang Langkah Lebih Ringan". Isinya sesuai presiksi aku...berbobot banget! Beliau membawakannya santai tetapi mengena banget. Persis sama dengan cuitan beliau yang kadang cuma melempar pertanyaaan sederhana tapi jawabannya kena banget.
Apalagi host nya juga renyah banget memandu acara sampai waktu 1 jam tidak terasa.
Menurut mas Adjie, kunci mengelola pikiran adalah dengan mindfulness. Dengan mindfulness, kita meletakkan perhatian pada apa yang sedang terjadi saat ini, di sini dan kini.
Caranya simple aja: Sadari nafas!
Setiap hari kita diminta luangkan waktu 5-10 menit saja untuk berlatih hening. Meluangkan waktu untuk duduk diam, tutup mata, dan sadari nafas. Latihan ini melatih pikiran kita untuk menyadari nafas, karena nafas berada di saat ini. Tidak ada di masa lalu atau masa depan. Pikiran yang berada saat ini dan kini itulah yang membuat kita tidak parno pada keadaan.
Kita sebaiknya tidak terlalu percaya dengan pikiran kita sendiri. Karena pikiran salah satu tugasnya adalah memberi bayangan yang belum tentu benar. Macam-macam pikiran dilatih bahwa itu hanya pikiran, belum tentu kenyataan. Dan itu yang akan mengingatkan kita untuk tetap tenang.
Mas Adjie mengingatkan untuk #ayomajubersama, ketika saat muncul kecemasan, ingatkan diri bahwa apa yang dicemaskan itu belum tentu benar.
Lalu bagaimana cara menghindari perasaan yang tetap cemas?
Rasa cemas termasuk dalam Unpleasant feeling atau perasaan yang tidak nyaman. Kalau masih ada pikiran "ah, ini sulit kita terima atau sulit kita hadapi", ini karena pikiran kita tidak bekerjasama dengan dirinya. Pikiran kita yang seharusnya membantu kita, malah meribeti hidup kita. Cara melatih pikiran kita perlu tenang yaitu dengan sadari nafas.
Lalu bagaimana caranya mengontrol emosi?
Pertama yang perlu diingat, emosi bukan untuk dikontrol, karena emosi kan selalu ada. Tidak perlu juga mengusir emosi. Cukup sadari kalau kita sedang emosi, sedang marah. Sehingga meskipun kita sedang emosi dan marah kita tetap tenang dan tetap terkendali perbuatan perilaku nya. Susah? Ngga, cukup belajarnya dengan sadari nafas.
Jadi semua kekecewaan, kemarahan, kecemasan, kesedihan, dan rasa unpleasant lainnya, yang terus membelenggu membuat kita sesungguhnya "belum merdeka" dari kehidupan ini. Disarankan untuk coba hening sejenak, belajar untuk pandai mengelola rasa dan pikiran. Belajar memerdekakan diri dari penjara pikiran dengan berlatih mindfulness, hening, dan jeda. Merelakan dan mengikhlaskan apapapun untuk hadir. Suka duka, marah senang, sakit nyaman. Izinkan tubuh ini untuk merasakan seluruh pengalamannya sebagai manusia.
Diakhir sesi, mas Adhie memberikan beberapa tips agar langkah kita tetap tenang menghadapi masa pandemi ini:
1. Tetap berkarya, tetap bergerak.
2. Menuliskan skala prioritas. Menuliskan kegiatan mana yang perlu ditunaikan di hari tersebut, lakukan dengan penuh sukacita, dengan penuh hati gembira
3. Single tasking. Walau orang multitasking itu membanggakan, tetapi alangkah baiknya single tasking. Dalam arti, kita fokus pada satu hal yang kita kerjakan saat itu.