kamunaku.com: January 2014

Aku, banjir, dan leptospira

Wednesday, January 29, 2014
Wow, sejak Senen malam hujan kembali turun tanpa berenti. Padahal air genangan banjir minggu lalu baru saja mulai surut. Kalau sudah begini, daya tahan tubuh harus dijaga ketat. Semua orang sudah mengetahui jika musim hujan dan banjir biasanya tingkat kejadian demam berdarah dan diare ikut meningkat. Tambah satu lagi, yaitu leptospirosis.

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman leptospira.  Kuman leptospira bisa ditularkan melalui kotoran tikus dan anjing. Dalam kondisi banjir, air mengalir kemana-mana, ke tempat yang kotor, termasuk ke tempat tikus hidup. Air itu kemudian mengalir lagi membawa berbagai macam kotoran, termasuk kotoran tikus atau urine tikus yang mengandung kuman tadi. Sehingga genangan air banjir menjadi sarana penularan. Pada saat air surut, segala macam bakteri dan kuman itu pun tertinggal.

Maka dari itu, pada saat membersihkan lumpur dan sisa-sisa banjir gunakanlah pelindung badan, seperti sepatu boots dan sarung tangan. Karena kuman leptospira ini bisa menular melalui luka terbuka. Jika kita hanya mengenakan sandal jepit, ada benda yang bisa melukai kaki kita, misalnya menginjak pecahan kaca, potongan kayu, dan sebagainya. Nah, dari luka itu masuklah kuman-kuman letospira ke dalam tubuh kita. Selain dari luka, kuman itu bisa juga menempel pada tangan kita yang kotor, misalnya karena saking semangatnya bebersih apapun kita pegang.

Gejala penyakit leptospirosis, antara lain:
1. Nyeri otot, terutama otot-otot betis.
2. Demam tinggi
3. Sakit kepala hebar
4. Mata merah sampai kuning, dan badan lemas.

Loh, terus apa hubungannya aku dengan leptospira?
Rumah dan lingkungan dekat sekitarku tidak banjir. Bermain air genangan banjir juga tidak. Apalagi ikut-ikutan megang lumpur sisa banjir.

Sekitar 2 minggu yang lalu, kakiku tiba2 terasa nyeri otot. Ku pikir akibat kebanyakan RPM, otot kaki mengalami nyeri dan keram. Tukang urutpun akhirnya kupanggil. Tapi keesokan harinya kaki tetap saja terasa nyeri, bahkan badan mulai demam dan merasakan lemas. Sampai 3 hari karena suhu badan tidak turun juga, suami memintaku untuk cek darah. Khawatir terkena DB atau typus.

Alhamdulillah hasil cek darah menyatakan aku negatif atas keduanya.
Tapi karena aku penasaran apa yang kurasakan (badan terasa sangat lemas), aku minta penjelasan pada dokter tentang penyakit2 apa saja dengan gejala yang ku alami. Dan penjelasan dokter cantik itu salah satunya adalah leptospirosis.

Dalam perjalanan pulang, aku pun mengingat-ingat...
Pertama, beberapa minggu ini aku memang sedang disibukan dengan 2 ekor tikus dalam rumah. Entah darimana tikus itu masuk, tapi memang si mba asisten rumah pernah bilang kalau ada tikus "bermain" di teras rumah.  Kok bisa? Kemungkinan tikus itu tergusur karena selokan rumah mereka tergerus derasnya hujan.Dan akhirnya mereka mencari pos penampungan di rumahku.

Kedua, karena hujan yang terus menerus itu, rumahku kebagian bocor. Area paling parah adalah dapur. Cukup deras, itu pun rembesan di pojok dapur yang terhalang kitchen set.  Alhasil, karena agak kesulitan mencapai titik bocor membuatku membiarkan adanya genangan di bawah lemari dapur itu.

Nah, dari dua hal diatas, pantaskah diduga aku terkena kuman leptospira?
Bahwa keberadaan tikus dan air genangan bocor, serta tidak memakai sarung tangan saat membersihkan sisa genangan memungkinkan kuman leptospira menghampiriku.
Tapi toh itu tetap dugaanku saja.

Bersyukur saja aku cepat memeriksakan diri. Kuman leptospira ini dapat menyerang jantung, pembengkakan liver, bahkan menyerang organ vital yang menyebabkan gangguan ginjal. Pintu masuk kuman ini adalah berupa luka yang kemudian kuman itu masuk ke selaput kulit.

Penderita leptospirosis biasanya meningkat seiring dengan kejadian banjir. Dan dampaknya apabila tidak segera ditangani adalah kematian tadi. Nah, kalau kemarin ada yang baru membersihkan sisa banjir, atau sisa bocor dan di rumahnya menjadi pos penampungan tikus, lalu merasakan demam tinggi dan sakit kepala, pantas diduga adanya penyakit leptospira (bukan menakut-nakuti nih). Apalagi ada tangan atau kaki yang luka. Maka kemungkinan terjangkit leptospira semakin besar. Ditambah daya tahan tubuh tidak mendukung. Jangan pernah sepelekan penyakit ini.

Bahwa menjaga daya tahan tubuh dicuaca seperti ini merupakan hal wajib. Berusahalah untuk:
1. Makan yang teratur dan minum yang banyak,
2. Mengkonsumsi makanan sehat,
3. Cukupkan tidur, minimal 6 jam sehari
4. Olahraga yang rutin.

Dan ingat, pergunakan alat perlindungan diri saat membersihkan lumpur dan sisa banjir, juga air genangan bocor! Satu lagi, jangan menampung tikus.

Upacara Ngeuyek Seureuh

Monday, January 6, 2014
Pada hari itu aku mendapat undangan pengajian di acara siraman putri tetangga rumah yang akan menikah. Namanya diundang, ya wajib dateng dong. Kebetulan saat itu aku juga tidak ada rencana bepergian. Ternyata setelah acara siraman, acara selanjutnya adalah upacara Ngeuyeuk seureuh. Bagiku ini menjadi pertama kali menyaksikan acara ngeuyeuk seureuh. Selama hampir 9 tahun tinggal di dataran Sunda, belum pernah menyaksikan upacara adat ini. Karena lokasi rumah berdekatan, aku pun cabut pulang sebentar untuk mengambil kamera.
Upacara Ngeuyek Seureuh merupakan upacara yang biasa dilakukan oleh masyarakat Sunda pada umumnya, namun pelaksanaanya ada sedikit perbedaan, tergantung kebiasaan daerahnya, namun demikian upacara tersebut memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk membekali calon pengantin dengan nilai-nilai dalam kehidupan perkawinan.


Perlengkapan upacara ini bermacam-macam, biasanya terdiri dari bahan-bahan dan alat-alat yang mengandung simbol-simbol. Nasehat atau wejangan diberikan oleh pengeuyeuk (seorang wanita tua pemimpin upacara ini) melalui peragaan menggunakan simbol-simbol itu. Perlengkapan ini pun tidak sama disetiap tempat. Sepertinya, keunikan dan menariknya upacara ini tergantung dari bagaimana sang Pengeuyeuk memperagakan dan menjelaskan arti dari perlengkapan yang tersedia.


Diawali dengan pemberian wejangan atau nasehat oleh Pengeuyeuk kepada kedua calon mempelai. Dilanjutkan dengan prosesi antara lain :
  • Menggeprakan sapu lidi (oleh Pengeuyeuk), tanda bahwa kedua mempelai tidak boleh malas dalam menjalankan kewajiban berumah tangga.
  • Membuka kain putih penutup perlengkapan ngeuyeuk seureuh (oleh kedua calon pempelai), sebagai tanda adanya niat suci untuk berumah tangga.
  • Pemberian satu set pakaian dari orangtua mempelai wanita kepada mempelai pria.
  • Membelah mayang atau jambe.
  • Membelah labu.

Itulah kira-kira rangkaian upacara Ngeuyeuk seureuh yang aku saksikan hari itu. Upacara masyarakat Sunda ini patut kita lestarikan, karena selain unik dan menarik, upacara ini juga mengandung pesan yang baik. Kapan lagi mau deh menyaksikan upacara-upacara adat yang lain.

*Foto-foto adalah dokumentasiku saat upacara ngeuyeuk seureuh keluarga Kahar Muzakar-Alphina Dewi


2 0 1 4

Wednesday, January 1, 2014
"Seseorang tak akan membuatmu terluka, jika kamu tak mengijinkannya "

Sepenggal kalimat dari buku yang sedang saya baca di penghujung tahun 2013 tadi malam. Menengok sejenak cerita hidup di tahun 2013. Usaha untuk melupakan sakitnya terjatuh, sambil mengobati luka dan menyingkirkan kerikil di jalannya, terbantu  dengan hadirnya ratusan sahabat di dunia maya. Bahwa hidup adalah untuk berguna bagi orang lain.

Sejuta pelajaran terserap. Terimakasih 2013.

Pagi ini, saya terbangun dengan berjuta-juta harapan. Harapan akan perubahan yang bisa saya lakukan dengan optimisme dan belajar menjadi orang yang lebih baik. Iya, belajar. Karena saya masih akan bertanya kiri-kanan, atas-bawah, kemanapun. Menggunakan kesempatan saya. Agar saya bisa memberikan yang terbaik untuk orang di sekeliling saya. Dan semoga keberuntungan baik menaungi seluruh hidup saya, keluarga dan semua sahabat saya.

Selamat Tahun Baru 2014!